Translate

Monday, March 18, 2013

March 18, 2013 - Antique Adventure

Hello, world.
Sudah lama sekali ya, tak bersua di Blogger.
(hey, and it's my first post in Indonesian haha!)

No more introductions!
This time, I'll be sharing my adventure finding laser discs in Jakarta, and this post will be in Indonesian.


Here goes...


Setelah beberapa bulan ini saya mencoba membeli laser disc dari website mana-mana, tiba-tiba saja terlintas dalam otak saya untuk mengunjungi Jl. Surabaya di Menteng. Kata orang-orang (lebih tepatnya, kata website-website yang ditemukan setelah cari di mbah Google) di sana banyak sekali dijual laser disc dan piringan hitam. Untuk penggemar film-film lama dan piringan hitam, Jl. Surabaya tentunya sudah tidak asing lagi. Saya sempat berpikir jika Jl. Surabaya itu ada di kota Surabaya, tapi ternyata tidak .Jl. Surabaya sendiri berada di Menteng. JAKARTA! Ah, betapa senangnya berada di satu kota dengan pasar tersebut.


Untuk membuktikan rasa penasaran saya, saya mencoba mengunjungi daerah tersebut. Kalau boleh jujur, saya masih bisa dibilang orang awam karena saya sama sekali belum pernah mengunjungi daerah tersebut, padahal saya sering sekali ke Menteng. Atau mungkin saya saja yang tidak pernah memperhatikan Jl. Surabaya sana. Karena itulah saya bersama supir saya pergi mengunjungi Jl. Surabaya, supaya lain kali jika saya pergi sendiri ke sana, saya bisa tahu arah. Walaupun hari ini hari Senin, tetap saja masih ada saja macetnya.



Ngomong-ngomong, apa sih Laser Disc itu?

  • Laser Disc ini bisa dibilang kakek atau buyutnya Compact Disc (CD), diameternya kira-kira 30 cm (orang luar biasa menyebut dengan ukuran inci yaitu 12 inci), ada juga yang 15 cm (6 inci). Dan harganya sangat mahal sekali pada tahun 1990-an dulu. Side A dan Side B ada dalam satu keping dan bisa dibolak-balik.
  • Bedanya dulu dan sekarang adalah sekarang ini sudah jadi pemandangan umum jika Anda melihat banyak DVD, VCD, CD bajakan dijual di mana-mana, di pasar, di mall ataupun di pinggir jalan, dengan harga yang jauh lebih murah. Karena dulu harga laser disc masih sangat mahal, banyak sekali laser disc film yang disewakan pada saat itu. Tidak mungkin kan, orang-orang menenteng benda sebesar laser disc keluar jika untuk meminjam/menyewa film atau mau pergi berkaraoke dengan laser disc di rumah orang lain? Haha.
  • Jadi tidak heran, dulu banyak sekali laser disc yang direkam ke VCD atau DVD sehingga lebih mudah dibawa dan lebih murah pula. Tetapi tetap saja, setelah direkam ke media yang lebih terjangkau, kualitas audio atau videonya menjadi turun.

Back to the topic.

Di siang hari yang sangat amat panas itu, akhirnya saya sampai di Jl. Surabaya. Awalnya saya sempat membayangkan jika tempat ini seperti Chinatown di negara lain. Tetapi kenyataaanya, tempat-tempat yang menjual benda-benda antik hanya sederetan saja. Dan deretan itulah yang dinamakan dengan "Pasar Antik". Di sana banyak dijual piringan hitam, kaset, jam antik, pajangan, dan lain-lain. Yah, tidak seperti yang saya bayangkan, sih, tapi karena sudah jauh-jauh ke sini, coba saja masuki toko-toko yang menjual piringan hitam atau Laser Disc di sini.


Setelah semua toko saya masuki, saya pun berhasil mendapatkan 1 keping Karaoke Laser Disc lagu Mandarin dengan harga Rp 50 ribu, dengan kondisi yang masih seperti baru. Bukan berarti benar-benar baru sih. Kondisi laser disc yang saya dapatkan masih 95% baru. Masih ada sedikit baret, tapi masih bisa disetel dengan sangat mulus sekali. Tentunya tidak mudah mendapatkan piringan laser disc dengan kondisi seperti ini. Dan jika dipikir secara logis, tidak mungkin ada yang menjual laser disc yang 100% baru di tahun 2013 ini.




Penampakan laser disc karaoke yang telah saya dapatkan hari ini.

Memang, mendapatkan laser disc (apalagi laser disc karaoke) dengan harga ini bukan hal yang sulit lagi. Pada tahun 1990an dulu, laser disc itu sangat mahal harganya. Kalau yang saya dengar dari orang tua, dulu harganya dijual sekitar 100 ribu per keping. Tak heran, di rumah saya sendiri koleksi laser disc masih sedikit. Jika dipikir-pikir, sepertinya dulu 100 ribu itu jumlah uang yang besar sekali. Saya sendiri belum pernah merasakan membeli laser disc dulu karena saya sendiri masih kecil pada masa itu. Hehehe... Sekarang, bisa apa dengan 100 ribu? Banyak.


Setelah selama setengah jam saya melihat-lihat, kebanyakan toko-toko yang berada di Pasar Antik ini menjual piringan hitam. Piringan hitam memang terbilang populer juga untuk para pemburu benda-benda antik jadi tidak heran banyak sekali piringan hitam dijual di sana. Laser disc tentunya juga ada dijual, tetapi kebanyakan berupa film-film. Bukan laser disc karaoke seperti yang saya ingin cari kali ini. Tetapi tidak apa, saya hanya ingin coba-coba saja sekaligus membuktikan sendiri rasa penasaran saya. Harga laser disc yang dijual pun berkisar antara Rp 30 ribu sampai Rp 100 ribu.


Dan jika dipikir-pikir lagi, untuk menonton 1 film dari teknologi yang berbeda-beda, jika dibandingkan dengan media lain seperti DVD, DVD pun rasanya masih kalah dengan laser disc. Rasanya sulit untuk menonton film yang sangat berkualitas sekali yaitu dari laser disc. Biarpun sekarang sudah ada Blu-Ray, feel-nya tetap beda. Jadi tidak heran lagi jika para kolektor laser disc lebih suka mencari film-film lama dalam bentuk laser disc karena kejelasan gambar dan suaranya.



Okay, here comes the ending of this post. Bukannya saya kuno atau apa, tapi memang begitu kenyataannya. Rasanya saya merasa beruntung masih merawat benda yang seantik ini. Playernya pun masih berjalan dengan lancar, walaupun sudah beberapa kali diservice. Kesimpulannya, semakin antik suatu benda, maka semakin mahal dan semakin dicari untuk orang-orang yang menyukai benda antik. Jadi, jagalah benda tersebut sebaik-baiknya.



Berikut ini artikel tentang Jl. Surabaya (bahasa Inggris):

http://www.streetdirectory.com/travel_guide/indonesia/jakarta/jakarta_shopping/info-218-jalan_surabaya_market_the_hunting_spot_for_antiques.php