Translate

Sunday, July 27, 2014

What I think about Birthday...

First, I'd like to apologize for writing such a deep, deep post. In my own language. I'd like to apologize if my posting is wrong.

Ulang tahun, merupakan satu hari untuk memperingati kelahiran seseorang keluar dari rahim seorang ibu.
Ulang tahun, ini mungkin menjadi satu hari yang menyenangkan untuk semua orang.

Mungkin hari itu merupakan hari yang menyenangkan untuk orang-orang, tapi tidak untuk saya. Ulang tahun, ya ulang tahun saja. Biasa saja tuh. Hanya satu hari yang pastinya akan berlalu. Kalau boleh jujur, setelah saya menginjak usia kepala dua saya tidak pernah suka lagi pada ulang tahun. Mungkin iya, dulu, sewaktu kecil, ulang tahun itu hari yang menyenangkan. Sekarang, tidak lagi. Malahan, saya jadi tidak lagi suka sama hari itu. Cepat-cepat berlalu saja.


Tentunya pasti ada alasan kenapa saya menganggap ulang tahun itu biasa saja.

Pertama, kita bertambah tua. Itu pasti. Kita tentunya sadar, bahwa semakin tahun, usia kita semakin bertambah dan sisa usia kita di dunia ini semakin berkurang. Memang, manusia tidak akan tahu kapan ia akan meninggal. Hanya Tuhan yang mengatur. Tetapi, pernahkah terpikirkan bahwa berapa lama lagi kita hidup di dunia ini? Tidak pernah tahu. Karena itulah, berusahalah untuk melakukan hal-hal yang baik selama kita masih hidup.

Kedua, ulang tahun semakin tidak berarti. Pernahkah terpikirkan bahwa sejak kita memiliki media sosial (saya tak perlu lagi menyebutkan apa saja media tersebut), apalagi Facebook, seakan-akan ada satu fasilitas yang mengingatkan siapa yang berulang tahun hari ini. Sekali kita buka Faceboo kita, sudah ada tulisan yang mengingatkan bahwa "hei, saya hari ini ulang tahun, lho!", jadi paling-paling siapapun yang berulang tahun hanya sekadar dapat ucapan "HBD, WYATB" saja, seakan-akan dipaksa untuk mengucapkan. Tidak niat. Kalau seperti itu, mendingan gak diucapin daripada diucapin secara paksa seperti itu. Ya toh.
Kalau boleh jujur, saya sama sekali tidak mengharapkan orang untuk mengucapkan selamat ulang tahun hanya karena ada satu pengingat dari media sosial. Itu termasuk menyebalkan untuk saya. Bahkan saya sudah menyembunyikan ulang tahun saya di Facebook. Selama ada orang-orang untuk ingat dari otak mereka sendiri, itu sudah cukup. Tentunya kita pasti pernah mengalami momen-momen di mana kita mempunyai buku diary yang isinya biodata teman-teman sekelas untuk mengisi nama, tempat tanggal lahir dan lain-lain. Apalagi kita mencari tahu sendiri ulang tahun sesorang dari orang terdekatnya. Itu justru lebih berkesan daripada dari media sosial.

Ketiga, ulang tahun hanya satu hari biasa. Kurang lebih sama seperti poin kedua. Seperti yang saya sebutkan di atas. Ulang tahun, ya ulang tahun saja. So what? Dilewatkan secara biasa, makan-makan di restoran. Kado pastinya ada. Kita pastinya pernah mengalami masa-masa di mana saat kita berulang tahun, kita diberi kejutan dengan kamar kita didatangi mendadak pagi-pagi atau tengah malam di mana kita sedang tidur lelap lalu kita dibawakan kue dan dinyanyikan lagu Selamat Ulang Tahun, atau disiram air, atau dilempari telur atau tepung terigu, atau ketiganya sekaligus ditambah foto-foto dengan kondisi yang mengenaskan, dan lain-lain. Tapi sekarang boro-boro ada hal seperti itu. Bukannya saya mengharapkan itu terjadi, sih. Itu sudah saya alami. Hehe. Sekarang paling banter juga hanya mentraktir beberapa teman makan di restoran saja. Biasanya, ulang tahun seseorang itu hanya dihabiskan dengan menjalani rutinitas sehari-hari dan malamnya baru "merayakan" dengan ulang tahun. Itu terlalu biasa sekarang. Mana ada orang yang membuat pesta meriah untuk ulang tahun? Kecuali sweet seventeen untuk para wanita.
Lantas, apa ulang tahun itu sudah kewajiban untuk dirayakan seperti itu? Pernahkah terpikirkan bahwa di hari kelahiran kita, ibu kita sedang berjuang mempertaruhkan nyawanya untuk melahirkan kita? Memang ini terlalu serius, sih, tapi ada benarnya juga dong.

Keempat, mendingan mengucapkan ke orangnya langsung. Mengucapkannya langsung jauh lebih berkesan daripada lewat media sosial, jadi ketahuan dong siapa yang ingat ulang tahun kita. Misalnya, saat kita sedang kumpul dengan teman lalu paling tidak 2-3 orang mengucapkan ulang tahun kepada kita. Lebih menyenangkan kan? Atau, saat ulang tahun kita belum lama berlalu, ada satu orang yang mengucapkan "eh! kemaren lo ultah ya? ayo traktiran!" padahal belum tentu dia beneran minta ditraktir. Kalau dipikr-pikir, mengucapkan langsung itu kesannya seperti setia, jadi setidaknya di mata orang lain, kita ingat ulang tahunnya.


Itulah posting saya. Saya mohon maaf jika postingan saya ini tidak logis, terlalu serius dan lain-lain. Pada akhirnya, postingan ini hanyalah postingan yang ngawur dari seorang manusia yang kurang sempurna. Ini hanya pemikiran saya saja.

Have a great day!

No comments:

Post a Comment